Ku awali dengan kisahku...
Perkenalkan, nama Saya Kakang
Prabu alias Ksatria Sunda alias Pewaris
Negeri alias Kakang Ingin Istiqomah. Hehee...
Kisah ini bermula ketika Saya harus mengambil salah
satu keputusan besar dalam hidup, yaitu melanjutkan pendidikan ke ITB. “Luar
biasa”. Itulah yang selalu ada dalam benak Saya ketika mendengar kata ITB.
Karena itu merupakan impian Saya untuk kuliah di ITB. Kini harapan itu terjawab
sudah. Sekarang Saya telah menjadi bagian dari Civitas Akademika ITB.
Alhamdulillah...
Oya, langsung aja nih Saya mau berbagi cerita. Rabu
kemarin tepatnya tanggal 18 Oktober 2012, dimulailah hari pertama kegiatan
kami. Pembukaan jurusan kami. Yaitu D4 Kewirausahaan Fakultas Bisnis dan
Manajemen ITB. Biasalah yang namanya pembukaan pasti banyak
sambutan-sambutannya. Lalu kenapa? Kalau banyak sambutan, ya pasti ngantuk.
Hihihii.... Tapi dugaan Saya kali ini salah. Ternyata Saya malah tertarik
dengan beberapa sambutan yang dipaparkan oleh Dekan ITB, Pak Gatot, dan Pak
Viktor. Karena isi sambutan beliau-beliau itu adalah berbagi pengalaman, dan
motivasi. Terlebih ketika Pak Viktor berbicara, ia memberikan motivasi usaha
diibaratkan dengan cinta. Hihihi.... I like it. Maklum lah.... kebetulan Saya
lagi puber ke-2 kayanya. Hahahaa... Dan yang lebih lucu lagi adalah ketika Saya
tawu jenis usaha yang dilakukan oleh Pak
Viktor. Apa coba? Hayo ditebak? Mau tawu??? Mau tawu aza, apa mau tawu
bangetzzz? Hihihi...
Hhhmmm..... Kasih tawu ga ya? Hahaa....
Ternyata beliau adalah juragan pakaian underware
wanita. Hihii....
Lucu kan, laki-laki, masih muda, tapi agak
kecentilan deh kayanya. Hihii...
Tapi beliau adalah orang hebat. Telah mencapai
kesuksesannya. Saya banyak belajar dari beliau.
Selanjutnya, setelah beliau berbicara, kami
diberikan waktu istirahat sambil dilanjutkan dengan games yang dipandu oleh Pak
Stanley. Awalnya Saya tidak tawu dengan Pak Stanley, karena beliau belum
memperkenalkan diri seperti yang lainnya. Kemudian beliau membagi kami menjadi
beberapa kelompok. Hingga terbentuklah kelompok itu. Yaitu Matahari, Kerbau,
Kuda, dan Harimau.
Nah.. coba tebak lagi, Saya kira-kira berada dalam
kelompok apa? Matahari kah, Kerbau kah? Atau yang lainnya. Jawaban yang betul
akan mendapatkan senyum manis dari Saya. Hihihihi...
Yupz.. Jawaban Anda betul. Saya berada di Kelompok
Matahari, dan menjadi Ketua kelompok ini bersama Yusuf,
Iman, Tami, Icha, Dwi, dan Aulia. Nah sekarang liat nih senyum Saya.
Smile...... Hihihii...
Kemudian setelah pembagian kelompok, acarapun
selesai. Kami pun pulang ke tempat masing-masing dan persiapan untuk hari selanjutnya.
Yaitu Outbond. Dan kami diminta kumpul untuk besok jam 6 pagi. Pikir Saya dalam
hati, kalau ditempat Saya tinggal, dan kebanyakan tempat, kalau disuruh kumpul
jam 6, pasti acaranya mulai jam 8. Paling cepet jam 7. Hingga Saya berpikir apa
ga’ kepagian ntuh.! Hihihii...
Yupzz... Hari Ke-2.
Kamis, 19 Oktober 2012
Hari itu Saya berangkat setelah sholat subuh. Maklum
kami diminta oleh Pak Stanley untuk datang jam 6 pagi. Kebetulan kosan Saya
berada di daerah Tamansari Bawah. Saya berjalan kaki dari kosan sampai ke
Kampus. Saya udah pertimbangkan jarak Tamansari ke kampus sekitar beberapa
menit. Namun Saya keliru tidak mempertimbangkan jarak antara Pintu Gerbang
Utama Kampus dengan Gedung SBM tempat Saya memulai Outbond. Lumayan cukup jauh.
Sehingga Saya pun terlambat 5 menit ketika sampai Gedung SBM.
Ketika sampai disana, terlihat sudah ada beberapa
orang yang telah hadir. Sekitar 5 orang kalau tidak salah. Uupzz.. klo tidak
salah, berarti bener. Hehee....
Yaa...! Kemudian Saya masuk, lalu menunggu
kedatangan teman-teman lainnya. Akhirnya semua telah datang, kemudian Pak
Stanley pun memulai kegiatan. Namun sebelumnya beliau berbicara mengenai
keterlambatan kami. Ternyata, yang luar biasa dari diri beliau adalah, ketika
kami diminta untuk kumpul jam 6 pagi. Maka seharusnya kami datang jam ½ 6 pagi.
Karena beliau pun sudah ada disana tepat jam ½ 6 pagi menunggu kami. Luar
biasa.! Dan hanya beberapa orang dari kami yang mendapat apresiasi beliau
karena datang lebih awal. Yang pasti tidak termasuk Saya. Hihihii....
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pengarahan
untuk berjualan, dan langsung turun ke jalan. Menjualkan produk yang diberi.
Yaitu Pulpen dan Buku. Ini pengalaman Saya yang pertama. Pertama bukan karena
berjualannya, tapi karena Produk tersebut, yaitu buku dan pulpen tadi harus
dijual dengan harga setinggi-tingginya. Bayangkan saja, buku yang harga
dasarnya 50 ribu, harus bisa di jual dengan harga 1 juta, 2 juta, 3 juta, dan
seterusnya. Begitupun dengan Pulpen yang harganya hanya 2 ribu kita diharuskan
menjualnya sampai 1 juta, dan seterusnya. Aneh kan? Siapa yang percaya? Anda?
Semua pada waktu itu tidak percaya dapat melakukan itu. Namun setelah dikasih
motivasi, hingga akhirnya kami pun mendapatkan keyakinan untuk melakukan itu.
Meskipun tidak semua dari kami mempunyai keyakinan itu. Tapi Saya sendiri
optimis dapat melakukan itu. Pikir Saya, lakukan saja lah. Nanti juga kelihatan
setelah melakukan. Klo belum dilakukan mah, ga akan tahu hasilnya gimana. Ya’
kan? Yang ada hanya bertanya-tanya terus. Hihihii....
Kemudian Saya bagi kelompok saya menjadi 3 tim. Tim
pertama Saya dengan Tami. Tim kedua Yusuf dengan Icha. Dan tim ketiga Iman
dengan Dwi dan Aulia. Akhirnya kami pun mulai berjualan. Saya sendiri dan Tami
berjualan di sekitar area Dago. Ketika kami tawarkan produk pulpen kepada
orang-orang yang kami temui seharga 1 juta, semuanya kaget, heran, dan aneh.
Tapi kami berusaha menjelaskan mengenai hal itu. Banyak sekali yang menolak
kami, sampai-sampai ada yang bilang “WooW” gitu. Hehee…..
Tapi syukur Alhamdulillah setelah kami berusaha kesana
kemari, akhirnya pulpen yang Saya tawarkan ada yang berminat mau beli. Tapi
dengan harga Rp 50.000,- Saya terima aza. Karena Saya juga sadar, Bapak itu
rela mengeluarkan uang Rp 50.000,- untuk pulpen yang harganya 2 ribu bukan
karena pulpennya. Tapi karena kasihan mungkin melihat kami, sehingga ia rela
membantu kami. Bahkan memberikan doa kepada kami supaya kami sukses. Amin….
Dan selang beberapa menit, doa Bapak tadi mungkin
terjawab. Kami pun mendapat lagi pembeli. Bahkan membeli pulpennya dengan harga
yang lebih tinggi. Yaitu Rp 100.000,-. Saya pun merasa senang. Kemudian ketika
Saya dan Tami berniat pulang lagi ke Kampus, tiba-tiba langkah Saya terhenti di
dekat Rumah Makan. Hhhmm… Bukan Saya lapar, terus mau makan, tapi mau jualan
lagi. Hihiihii… Kemudian kami coba menghampiri Kakek Nenek dan keluarganya yang
kebetulan baru datang dan mau makan. Kami coba tawarkan buku kepadanya, dan
Alhamdulillah ia mau membelinya dengan harga Rp 500.000,-. Luar biasa… Saya pun
sangat senang. Tapi heran juga. Kenapa beliau sampai segitunya terhadap kami.
Dan ternyata, beliau adalah yang merancang atau istilah kerennya arsitek yang
membangun ITB. WooW…! Luar biasa. Hihihii.... Lebih terkesan lagi ketika beliau
menyampaikan cucunya juga kuliah di ITB dan memiliki nama yang sama dengan
Saya, Fauzan. Hihihii….
Lalu setelah itu, kami pun kembali ke kampus dan tiba
di SBM ITB. Lalu mengumpulkan hasil penjualan tadi bersama teman-teman yang
lain. Dan Alhamdulillah uang yang terkumpul selama 3 jam 45 menit kita
berjualan tadi adalah sekitar Rp 1.967.000,-. Fantastis…. Kami sendiri heran
bisa mencapai angka itu.
Kemudian dihari berikutnya, hari Jum’at tanggal 20
Oktober 2012, kami pun berjualan kembali. Pada hari itu Kelompok Saya Matahari mendapat
hasil penjualan sebesar Rp 700.000,-. Setelah selesai berjualan kami pun Shalat
Jum’at terlebih dahulu. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan Muhasabah atau
renungan oleh Pak Stanley. Dan tak terasa, pada saat itu airmata Saya pun
bercucuran. Bahkan Saya merasa kan perasaan yang luar biasa. Hingga Saya harus
berderai airmata. Huhuhuu…. Galau lah kata anak sekarang tea mah. Hihihii….
Setelah renungan selesai, kami pun menyanyikan sebuah
lagu Sayonara dan Gelang Sepatu Gelang. Sebelumnya kami pun pernah menyanyikan
lagu Gaby, tinggal kenangan. Hingga membawa Saya larut dalam kenangan. Hehehee…
Lagu-lagu tersebut dibawakan untuk menutup kegiatan acara Outbond pada hari
itu.
Besoknya, hari Sabtu kami disuruh jualan. Tapi Saya
memutuskan untuk pulang kembali ke Kampung Halaman tercinta setelah Outbond
selesai. Dan akhirnya Saya pun pulang pada malam Sabtu itu.
Mungkin itulah sedikit cerita yang bisa Saya share
untuk semuanya. Yang jelas, apa yang Saya alami pada saat berada disana,
sungguh sangat menyenangkan, mengesankan, dan memberikan banyak manfaat yang
besar dalam kehidupan Saya. Terima kasih Pak Stanley, Pak Gatot, Pak Prayitno,
Rekan-Rekan Kelompok Matahari, Rekan-Rekan Mahasiswa lainnya, Seamolec, dan
ITB.
Thank you for All…
Ini adalah kisahku... Bagaimana dengan Kisahmu?
0 komentar:
Posting Komentar