Pages

Banner 468 x 60px

 

Kamis, 27 Desember 2012

Ini adalah kisahku, kisahmu, kisah kita bersama.

0 komentar
Ku awali dengan kisahku...



Sebelumnya, izinkanlah Saya untuk melafaskan kata. Bicara hati yang mudah diterjemah. Hihihii...
Perkenalkan, nama Saya Kakang Prabu alias Ksatria Sunda alias Pewaris Negeri alias Kakang Ingin Istiqomah. Hehee...

Kisah ini bermula ketika Saya harus mengambil salah satu keputusan besar dalam hidup, yaitu melanjutkan pendidikan ke ITB. “Luar biasa”. Itulah yang selalu ada dalam benak Saya ketika mendengar kata ITB. Karena itu merupakan impian Saya untuk kuliah di ITB. Kini harapan itu terjawab sudah. Sekarang Saya telah menjadi bagian dari Civitas Akademika ITB. Alhamdulillah...

Oya, langsung aja nih Saya mau berbagi cerita. Rabu kemarin tepatnya tanggal 18 Oktober 2012, dimulailah hari pertama kegiatan kami. Pembukaan jurusan kami. Yaitu D4 Kewirausahaan Fakultas Bisnis dan Manajemen ITB. Biasalah yang namanya pembukaan pasti banyak sambutan-sambutannya. Lalu kenapa? Kalau banyak sambutan, ya pasti ngantuk. Hihihii.... Tapi dugaan Saya kali ini salah. Ternyata Saya malah tertarik dengan beberapa sambutan yang dipaparkan oleh Dekan ITB, Pak Gatot, dan Pak Viktor. Karena isi sambutan beliau-beliau itu adalah berbagi pengalaman, dan motivasi. Terlebih ketika Pak Viktor berbicara, ia memberikan motivasi usaha diibaratkan dengan cinta. Hihihi.... I like it. Maklum lah.... kebetulan Saya lagi puber ke-2 kayanya. Hahahaa... Dan yang lebih lucu lagi adalah ketika Saya tawu jenis usaha yang dilakukan oleh Pak Viktor. Apa coba? Hayo ditebak? Mau tawu??? Mau tawu aza, apa mau tawu bangetzzz? Hihihi...
Hhhmmm..... Kasih tawu ga ya? Hahaa....
Ternyata beliau adalah juragan pakaian underware wanita.  Hihii....
Lucu kan, laki-laki, masih muda, tapi agak kecentilan deh kayanya. Hihii...
Tapi beliau adalah orang hebat. Telah mencapai kesuksesannya. Saya banyak belajar dari beliau.

Selanjutnya, setelah beliau berbicara, kami diberikan waktu istirahat sambil dilanjutkan dengan games yang dipandu oleh Pak Stanley. Awalnya Saya tidak tawu dengan Pak Stanley, karena beliau belum memperkenalkan diri seperti yang lainnya. Kemudian beliau membagi kami menjadi beberapa kelompok. Hingga terbentuklah kelompok itu. Yaitu Matahari, Kerbau, Kuda, dan Harimau.

Nah.. coba tebak lagi, Saya kira-kira berada dalam kelompok apa? Matahari kah, Kerbau kah? Atau yang lainnya. Jawaban yang betul akan mendapatkan senyum manis dari Saya. Hihihihi...

Yupz.. Jawaban Anda betul. Saya berada di Kelompok Matahari, dan menjadi Ketua kelompok ini bersama Yusuf, Iman, Tami, Icha, Dwi, dan Aulia. Nah sekarang liat nih senyum Saya. Smile...... Hihihii...

Kemudian setelah pembagian kelompok, acarapun selesai. Kami pun pulang ke tempat masing-masing dan persiapan untuk hari selanjutnya. Yaitu Outbond. Dan kami diminta kumpul untuk besok jam 6 pagi. Pikir Saya dalam hati, kalau ditempat Saya tinggal, dan kebanyakan tempat, kalau disuruh kumpul jam 6, pasti acaranya mulai jam 8. Paling cepet jam 7. Hingga Saya berpikir apa ga’ kepagian ntuh.! Hihihii...

Yupzz... Hari Ke-2.
Kamis, 19 Oktober 2012

Hari itu Saya berangkat setelah sholat subuh. Maklum kami diminta oleh Pak Stanley untuk datang jam 6 pagi. Kebetulan kosan Saya berada di daerah Tamansari Bawah. Saya berjalan kaki dari kosan sampai ke Kampus. Saya udah pertimbangkan jarak Tamansari ke kampus sekitar beberapa menit. Namun Saya keliru tidak mempertimbangkan jarak antara Pintu Gerbang Utama Kampus dengan Gedung SBM tempat Saya memulai Outbond. Lumayan cukup jauh. Sehingga Saya pun terlambat 5 menit ketika sampai Gedung SBM.

Ketika sampai disana, terlihat sudah ada beberapa orang yang telah hadir. Sekitar 5 orang kalau tidak salah. Uupzz.. klo tidak salah, berarti bener. Hehee....

Yaa...! Kemudian Saya masuk, lalu menunggu kedatangan teman-teman lainnya. Akhirnya semua telah datang, kemudian Pak Stanley pun memulai kegiatan. Namun sebelumnya beliau berbicara mengenai keterlambatan kami. Ternyata, yang luar biasa dari diri beliau adalah, ketika kami diminta untuk kumpul jam 6 pagi. Maka seharusnya kami datang jam ½ 6 pagi. Karena beliau pun sudah ada disana tepat jam ½ 6 pagi menunggu kami. Luar biasa.! Dan hanya beberapa orang dari kami yang mendapat apresiasi beliau karena datang lebih awal. Yang pasti tidak termasuk Saya. Hihihii....

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pengarahan untuk berjualan, dan langsung turun ke jalan. Menjualkan produk yang diberi. Yaitu Pulpen dan Buku. Ini pengalaman Saya yang pertama. Pertama bukan karena berjualannya, tapi karena Produk tersebut, yaitu buku dan pulpen tadi harus dijual dengan harga setinggi-tingginya. Bayangkan saja, buku yang harga dasarnya 50 ribu, harus bisa di jual dengan harga 1 juta, 2 juta, 3 juta, dan seterusnya. Begitupun dengan Pulpen yang harganya hanya 2 ribu kita diharuskan menjualnya sampai 1 juta, dan seterusnya. Aneh kan? Siapa yang percaya? Anda? Semua pada waktu itu tidak percaya dapat melakukan itu. Namun setelah dikasih motivasi, hingga akhirnya kami pun mendapatkan keyakinan untuk melakukan itu. Meskipun tidak semua dari kami mempunyai keyakinan itu. Tapi Saya sendiri optimis dapat melakukan itu. Pikir Saya, lakukan saja lah. Nanti juga kelihatan setelah melakukan. Klo belum dilakukan mah, ga akan tahu hasilnya gimana. Ya’ kan? Yang ada hanya bertanya-tanya terus. Hihihii....

Kemudian Saya bagi kelompok saya menjadi 3 tim. Tim pertama Saya dengan Tami. Tim kedua Yusuf dengan Icha. Dan tim ketiga Iman dengan Dwi dan Aulia. Akhirnya kami pun mulai berjualan. Saya sendiri dan Tami berjualan di sekitar area Dago. Ketika kami tawarkan produk pulpen kepada orang-orang yang kami temui seharga 1 juta, semuanya kaget, heran, dan aneh. Tapi kami berusaha menjelaskan mengenai hal itu. Banyak sekali yang menolak kami, sampai-sampai ada yang bilang “WooW” gitu. Hehee…..

Tapi syukur Alhamdulillah setelah kami berusaha kesana kemari, akhirnya pulpen yang Saya tawarkan ada yang berminat mau beli. Tapi dengan harga Rp 50.000,- Saya terima aza. Karena Saya juga sadar, Bapak itu rela mengeluarkan uang Rp 50.000,- untuk pulpen yang harganya 2 ribu bukan karena pulpennya. Tapi karena kasihan mungkin melihat kami, sehingga ia rela membantu kami. Bahkan memberikan doa kepada kami supaya kami sukses. Amin….

Dan selang beberapa menit, doa Bapak tadi mungkin terjawab. Kami pun mendapat lagi pembeli. Bahkan membeli pulpennya dengan harga yang lebih tinggi. Yaitu Rp 100.000,-. Saya pun merasa senang. Kemudian ketika Saya dan Tami berniat pulang lagi ke Kampus, tiba-tiba langkah Saya terhenti di dekat Rumah Makan. Hhhmm… Bukan Saya lapar, terus mau makan, tapi mau jualan lagi. Hihiihii… Kemudian kami coba menghampiri Kakek Nenek dan keluarganya yang kebetulan baru datang dan mau makan. Kami coba tawarkan buku kepadanya, dan Alhamdulillah ia mau membelinya dengan harga Rp 500.000,-. Luar biasa… Saya pun sangat senang. Tapi heran juga. Kenapa beliau sampai segitunya terhadap kami. Dan ternyata, beliau adalah yang merancang atau istilah kerennya arsitek yang membangun ITB. WooW…! Luar biasa. Hihihii.... Lebih terkesan lagi ketika beliau menyampaikan cucunya juga kuliah di ITB dan memiliki nama yang sama dengan Saya, Fauzan. Hihihii….

Lalu setelah itu, kami pun kembali ke kampus dan tiba di SBM ITB. Lalu mengumpulkan hasil penjualan tadi bersama teman-teman yang lain. Dan Alhamdulillah uang yang terkumpul selama 3 jam 45 menit kita berjualan tadi adalah sekitar Rp 1.967.000,-. Fantastis…. Kami sendiri heran bisa mencapai angka itu.

Kemudian dihari berikutnya, hari Jum’at tanggal 20 Oktober 2012, kami pun berjualan kembali. Pada hari itu Kelompok Saya Matahari mendapat hasil penjualan sebesar Rp 700.000,-. Setelah selesai berjualan kami pun Shalat Jum’at terlebih dahulu. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan Muhasabah atau renungan oleh Pak Stanley. Dan tak terasa, pada saat itu airmata Saya pun bercucuran. Bahkan Saya merasa kan perasaan yang luar biasa. Hingga Saya harus berderai airmata. Huhuhuu…. Galau lah kata anak sekarang tea mah. Hihihii….

Setelah renungan selesai, kami pun menyanyikan sebuah lagu Sayonara dan Gelang Sepatu Gelang. Sebelumnya kami pun pernah menyanyikan lagu Gaby, tinggal kenangan. Hingga membawa Saya larut dalam kenangan. Hehehee… Lagu-lagu tersebut dibawakan untuk menutup kegiatan acara Outbond pada hari itu.

Besoknya, hari Sabtu kami disuruh jualan. Tapi Saya memutuskan untuk pulang kembali ke Kampung Halaman tercinta setelah Outbond selesai. Dan akhirnya Saya pun pulang pada malam Sabtu itu.

Mungkin itulah sedikit cerita yang bisa Saya share untuk semuanya. Yang jelas, apa yang Saya alami pada saat berada disana, sungguh sangat menyenangkan, mengesankan, dan memberikan banyak manfaat yang besar dalam kehidupan Saya. Terima kasih Pak Stanley, Pak Gatot, Pak Prayitno, Rekan-Rekan Kelompok Matahari, Rekan-Rekan Mahasiswa lainnya, Seamolec, dan ITB.

Thank you for All…
Ini adalah kisahku... Bagaimana dengan Kisahmu?

0 komentar:

Posting Komentar