Hari pertama pembukaan program D4 Kewirausahaan
ITB SEAMOLEC cukup menyenangkan. Saya bertemu dengan banyak kawan baru yang
memilika passion yang serupa dengan saya, yaitu passion untuk menjadi
wirausahawan. Karena kesamaan passion tersebut kami jadi mudah bergaul satu
sama lain, mengobrol pun seolah tidak pernah kehabisan topik. Kami pun saling
bercerita satu sama lain tentang latar belakang, hobi serta bidang usaha apa
yang digeluti. Orang pertama yang saya kenal pada saat pembukaan ialah Budiman.
Ia berasal dari Jakarta dan berkeinginan membuka usaha warung sushi, karena
latar belakangnya sebagai juru masak.
Setelah cukup lama mengobrol dan berkenalan satu sama lain, akhirnya acara pada
hari itu dibuka. Diawali dengan pidato dari Dekan SBM ITB, kemudian Pak Gatot.
Setelah itu ada sesi sharing dan tanya jawab dengan seorang pengusaha muda yang
bernama Victor. Victor merupakan alumni MBA ITB dan saat ini menggeluti
usahanya di bidang garmen. Ia menceritakan awak mula usahanya berdiri. Karena
ia menggemari dunia jahit menjahit, maka ia memutuskan untuk memulai usaha di
bidang ini. Mulai dari jual kaos partai kecil, sampai sekarang memiliki usaha
garmen yang memproduksi pakaian bayi dan pakaian dalam. Banyak pelajaran yang
bisa diambil dari cerita Pak Victor ini.
Setelah sesi sharing dan diskusi, trainer outbound kita yang bernama Pak
Stanley maju untuk memberikan arahan-arahan seputar outbound. Awalnya kami
dibagi menjadi empat grup yaitu kerbau, kuda, harimau dan matahari. Ternyata
keempat nama grup ini bukan dipilih sembarang, tapi ada maknanya. Keempat nama
grup tersebut mewakili sifat yang umumnya dimiliki seseorang dalam suatu usaha.
Pada awalnya saya masuk kelompok Kuda bersama Pak Sagaf dan kawan-kawan. Namun
karena di kelompok matahari kekurangan anggota laki-laki, akhirnya saya
dipindahkan ke kelompok matahari. Ketua kelompok matahari adalah Fauzan yang
berasal dari Pandeglang. Kelompok ini cukup kompak. Meskipun saya baru
bergabung namun saya bisa cepat akrab dan menyatu dengan kelompok tersebut.
Lalu kami diperintahkan untuk membuat yel-yel yang akan ditampilkan keesokan
harinya.
Keesokan harinya kegiatan outbound dimulai dengan penampilan yel-yel dari
masing-masing kelompok, dan kelompok kamu menjadi juara dan mendapatkan
beberapa bintang! Setelah itu disampaikan beberapa materi oleh Pak Stanley
untuk memotivasi kami. Lalu kami diperintahkan untuk menjual prpduk berupa
pulpen dan buku dengan harga setinggi-tingginya.
Diceritakan oleh Pak Stanley bahwa pernah ada seorang calon mahasiswa yang
menjual sebatang pulpen seharga satu juta rupiah. Terdengar mustahil memang.
Pulpen yang harganya Rp.2.000 bisa laku terjual dengan harga satu juta rupiah.
Kalau itu memang mungkin kenapa kita tidak jualan pulpen saja seumur hidup
kita? Pasti kita akan bisa cepat kaya. Lalu Pak Stanley mejelaskan esensi
dari tugas ini bukan untuk mendapatkan keuntungan semata, melainkan sebagai
sarana untuk kami merasakan bagaimana rasanya ditolak, disindir dan
ditertawakan oleh calon pembeli. Selain itu kegiatan ini mengajarkan kepada
kami bagaimana membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Dan ternyata benar saja, meskipun tidak sampai menjual sebatang pulpen dengan
harga satu juta rupiah, namun kelompok kami berhasil mejual sebatang pulpen
dengan harga seratus ribu rupiah dan satu buah buku seharga lima ratus ribu
rupiah. Wow! Total penjualan kami siang itu pun mencapai lebih dari satu juta
rupiah dan merupakan yang tertinggi diantara kelompok lainnya. Dari kegiatan
ini saya belajar bahwa apa yang kita pikir tidak mungkin bisa menjadi mungkin
jika kita mau mencoba dan terus berusaha. Saya menjadi semakin yakin untuk
menjadi seorang wirausahawan. Dari semua kegiatan outbound, kegiatan berjualan
inilah yang paling berkesan dan yang paling saya rasakan dampaknya bagi diri
saya.
Setelah kegiatan berjualan, acara dilanjutkan dengan review hasil penjualan dan
sesi motivasi. Materi motivasi yang disampaikan cukup menarik, mulai dari
cerita tentang wortel, telur dan kopi sampai video tentang sepasang penari
balet yang cacat namun bisa menapilkan pertunjukan yang indah.
Kegiatan di hari jumat tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang dilaksanakan di
hari Kamis. Kami diberikan berbagai macam materi juga tetap berjualan buku dan
pulpen. Di hari kedua ini kami mendapat total penjualan sebesar tujuh rubi
rupiah. Total keuntungan dari kegiatan berjualan ini selanjutnya akan dimasukan
ke dalam rekening tabungan wirausaha yang dibagikan pada hari itu juga.
Hari Saptu saya tidak berada di Bandung karena harus menepati janji untu
bertemu dengan kawan dan membahas kelangsungan usaha yang akan saya jalankan.
Iman Mukhlis
0 komentar:
Posting Komentar