Pages

Banner 468 x 60px

 

Kamis, 27 Desember 2012

Pengalaman ITB

0 komentar

Aulia Lusiana
Kewirausahaan SBM ITB

                Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya selama menjalani kegiatan di SBM ITB selama 4 hari. Dari sejak daftar ulang sampai outbond bersama Pak Stanley. Cerita ini akan saya mulai dari hari pertama saya tiba di Bandung.

Selasa, 16 Oktober 2012
            Hari itu adalah hari kedua batas waktu yang diberikan SEAMOLEC dan ITB bagi para mahasiswa baru untuk melakukan registrasi ulang. Saya yang berasal dari Jakarta, baru tiba di Bandung pada hari Senin pukul 12 malam, karena pada hari Senin saya masih ada pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan pada hari itu.
            Selasa siang, berbekal dengan persyaratan yang telah saya siapkan dari Jakarta, saya pun berangkat menuju kampus SBM ITB dari hotel tempat saya menginap, di daerah Dago Atas. Sempat 4 kali nyasar, karena saya tidak tau dimana kampus SBM berada. Pertama saya langsung mendatangi gedung MBA ITB, yang saya kira adalah kampus yang dimaksud. Ternyata dugaan saya salah, itu adalah gedung untuk mahasiswa pascasarjana. Setelah bolak – balik bertanya ke satpam, akhirnya sampai juga saya di gedung SBM ITB yang dimaksud.
            Proses daftar ulang hanya sebentar, kurang lebih 15 menit. Setelah daftar ulang selesai, saya pun langsung pergi untuk makan siang.

Rabu, 17 Oktober 2012
            Pada hari ini, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, kami para mahasiswa baru diminta untuk berkumpul di gedung Kresna MBA ITB pada pukul 08.00 pagi. Saya pun telah tiba 30 menit lebih awal, bersama teman saya, Sulfi.
            Acara penyambutan maba tersebut memang sedikit terlambat dari jadwal yang telah ditentukan. Tetapi, tidak menyurutkan semangat saya untuk mengikuti kegiatan ini. Karena ini adalah kesempatan bagi saya untuk berkenalan dengan orang-orang baru. Baik itu mahasiswa, pihak SEAMOLEC dan ITB.
            Sebagai pembukaan, kami mendapatkan sambutan dari rektor SBM ITB, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Gatot dari SEAMOLEC. Kedua sambutan tersebut memberikan kesan tersendiri bagi saya, karena sangat memotivasi saya untuk berkuliah disini. Selanjutanya adalah sharing session bersama Mas Victor, salah satu alumni ITB yang telah sukses berkarier menjadi wirausahawan. Sesi ini lagi lagi menjadi semangat bagi saya untuk berkuliah di SBM, kareng sharing tentang pengalaman, dapat lebih menunjang pengetahuan saya, selain mendapatkan ilmu dari teori di buku.
            Setelah sharing session, kegiatan selanjutnya adalah makan siang. Sambil menikmati santap makan siang, kami mendapatkan brief dari Pak Stanley mengenai outbond yang akan diselenggarakan besok pagi. Setelah itu kami juga diberi kuis mengenai creative thingking dan dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok ubntuk outbond besok.
            Ketika kelompok telah dibagi, kami pun diberi nama kelompok oleh Pak Stanley dan diminta untuk membuat yell-yell yang bersemangat. Akhirnya saya dan anggotan tim lain, yaitu Anisa, Tami, Iman, Yusuf dan Fauzan membuat sebuah yell yang meriah.
            Setelah itu dilanjutkan dengan pembukaan rekening BNI. Rekening ini dibuat untuk membantu mengatur pendapatan dari penjualan kami nantinya.

Kamis, 18 Oktober 2012
            Hari ini adalah jadwal kami untuk mengikuti kegiatan outbond. Kami diminta untuk tiba d gedung Kresna SBM ITB pukul 06.00 pagi, dan saya telah tiba di kampus 30 menit lebih cepat. Pada saat saya tiba, kampus masih sangat sepi dan udara Bandung sangat dingin sekali. Saya akhirnya masuk ke gedung Kresna SBM ITB, dan ternyata baru 3 orang yang datang. Akhirnya satu persatu anggota tim saya, kelompok matahari, telah tiba. Alhamdulillah, tidak ada anggota kelompok kami yang datang terlambat. Acara pun dimulai pukul 6 tepat.
            Acara pun dimulai dengan berdoa bersama. Lalu Pak Stanley memberikan materi tentang jiwa kewirausahaan, yang sangat memotivasi. Dan acara dilanjutkan dengan snack. Setelah menikmati snack yang diberikan, kami diberikan tugas untuk menjual pulpen dan buku. Yang menjadi tantangan terberat dalam menjalankan tugas ini adalah, kami diminta untuk menjual barang-barang tersebut dengan harga yang setinggi-tingginya. Bagaimana bisa pulpen dengan harga Rp. 1500 saya jual dengan harga Rp 100.000 ? dan buku yang hanya seharga Rp. 50.000 saya harus jual dengan harga Rp. 500.000 ?. Sempat ada keraguan di diri saya untuk bisa menjual barang- barang tersebut, tapi untungnya saya memiliki kelompok yang saling menyemangati satu sama lain.
            Waktu yang diberikan hanya 1 jam, dan kami diminta untuk bisa menjual 10 buku dan 18 pulpen sampai habis. Akhirnya kami pun berpencar. Saya, Dwi dan Iman pun akhirnya jalan bersama-sama untuk menawarkan barang dagangan kami. Kami bertiga kebagian 4 buku dan 6 pulpen. Kami berkeliling sepanjang jalan Dago, tapi karena masih pagi dan FO disana masih belum buka, maka barang dagangan kami tidak laku. Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk naik angkot dan pergi menuju BIP. Padahal diantara kami tidak ada yang tau jalan, tapi dengan modal nekat kami pun sampai di BIP.
            Sesampainya kami di BIP, kami pun mulai berkeliling. Semua orang yang lewat kami tawarkan produk kami. Tapi setiap orang yang kami tawari, menolak untuk membeli. Kami tidak putus asa, akhirnya kami berkeliling lagi, menyinggahi orang yang sedang duduk makan sampai yang sedang berdiri melihat-lihat etalase toko. Dan nihil. Tidak ada satupun barang dagangan kami yang laku terjual. Akhirnya kami beristirahat dan membeli minum ke hypermart yang berada di lantai 1 BIP.
            Karena waktu untuk berjualan sudah hampir habis, maka kami bertiga memutuskan untuk kembali ke kampus. Sesampainya kami di kampus, kami pun mendapatkan makan siang. Setelah makan siang, kami diminta untuk kembali berjualan barang yang masih belum laku tadi. Akhirnya kelompok dipecah lagi. Kali ini saya berkeliling bersama Fauzan, Yusuf dan Anisa.
            Pada sesi ini, kami pun berusaha untuk lebih bersemangat. Kali ini saya berkeliing menuju ke McDonald, dan sekali lagi, kami belum beruntung disana. Lalu kami melanjutkan berjalan kaki, dan ternyata turun hujan. Akhirnya kami berteduh di depan CK sambil beristirahat dan membeli minum. Kurang lebih 30 menit kami berteduh, akhirnya hujan pun reda. Kami pun melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan Dago kembali kami sambangi, namun kami masih belum beruntung. Kali ini kami kebagian menjual 3 buku dan 3 pulpen. Akhirnya setelah kami berkeliling, kami pun nekat masuk ke kantor PT. LAPI ITB, dan ternyata dikantor ini kami beruntung. Semua dagangan kami habis terjual dan kami mendapatkan uang sebesar Rp. 400.000. Saat itu langsung terbayar sudah rasa pegal di kaki setelah berkeliling-keliling.
            Sampai dikampus, kelompok kami pun berkumpul. Ternyata kelompok kami mendapatkan pendapatan penjualan paling banyak dibandingnkan kelompok lainnya. Sebagai bentuk penghargaan, kami diberikan bintang oleh Pak Stanley yang akan dipajang di award board. Setelah itu, kami mengikuti acara selanjutnya, dan acara selesai.
            Dari kegiatan ini saya belajar banyak hal. Bagaimana susahnya mencari uang, merasakan rasanya di tolak, menghilangkan rasa gengsi dan malu, dan menguji mental saya. Saya jadi belajar caranya menghargai uang, dan menjadi pelajaran berarti bagi saya.
            Sebenarnya masih ada lanjutan acara pada hari Jumat dan Sabtu, tapi sayangnya saya tidak bisa turur serta. Karena pada kamis malam selesai acara outbond, saya harus segera kembali ke Jakarta karena besok harus pergi ke kantor, ada pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan.
            Saya agak menyesal, tapi keadaan yang memaksa. Terimakasih atas pengalaman yang telah diberikan kepada saya. Sampai bertemu di kampus SEAMOLEC Pondok Cabe dan SBM ITB.

0 komentar:

Posting Komentar