Aulia Lusiana
Kewirausahaan SBM ITB
Pada
kesempatan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya selama menjalani
kegiatan di SBM ITB selama 4 hari. Dari sejak daftar ulang sampai outbond
bersama Pak Stanley. Cerita ini akan saya mulai dari hari pertama saya tiba di
Bandung.
Selasa, 16
Oktober 2012
Hari itu adalah hari kedua batas waktu yang diberikan
SEAMOLEC dan ITB bagi para mahasiswa baru untuk melakukan registrasi ulang.
Saya yang berasal dari Jakarta, baru tiba di Bandung pada hari Senin pukul 12
malam, karena pada hari Senin saya masih ada pekerjaan yang tidak bisa saya
tinggalkan pada hari itu.
Selasa siang, berbekal dengan persyaratan yang telah saya
siapkan dari Jakarta, saya pun berangkat menuju kampus SBM ITB dari hotel
tempat saya menginap, di daerah Dago Atas. Sempat 4 kali nyasar, karena saya
tidak tau dimana kampus SBM berada. Pertama saya langsung mendatangi gedung MBA
ITB, yang saya kira adalah kampus yang dimaksud. Ternyata dugaan saya salah,
itu adalah gedung untuk mahasiswa pascasarjana. Setelah bolak – balik bertanya
ke satpam, akhirnya sampai juga saya di gedung SBM ITB yang dimaksud.
Proses daftar ulang hanya sebentar, kurang lebih 15
menit. Setelah daftar ulang selesai, saya pun langsung pergi untuk makan siang.
Rabu, 17
Oktober 2012
Pada hari ini, sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, kami para mahasiswa baru diminta untuk berkumpul di gedung Kresna
MBA ITB pada pukul 08.00 pagi. Saya pun telah tiba 30 menit lebih awal, bersama
teman saya, Sulfi.
Acara penyambutan maba tersebut memang sedikit terlambat
dari jadwal yang telah ditentukan. Tetapi, tidak menyurutkan semangat saya
untuk mengikuti kegiatan ini. Karena ini adalah kesempatan bagi saya untuk
berkenalan dengan orang-orang baru. Baik itu mahasiswa, pihak SEAMOLEC dan ITB.
Sebagai pembukaan, kami mendapatkan sambutan dari rektor
SBM ITB, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Gatot dari SEAMOLEC. Kedua
sambutan tersebut memberikan kesan tersendiri bagi saya, karena sangat
memotivasi saya untuk berkuliah disini. Selanjutanya adalah sharing session
bersama Mas Victor, salah satu alumni ITB yang telah sukses berkarier menjadi
wirausahawan. Sesi ini lagi lagi menjadi semangat bagi saya untuk berkuliah di
SBM, kareng sharing tentang pengalaman, dapat lebih menunjang pengetahuan saya,
selain mendapatkan ilmu dari teori di buku.
Setelah sharing session, kegiatan selanjutnya adalah
makan siang. Sambil menikmati santap makan siang, kami mendapatkan brief dari
Pak Stanley mengenai outbond yang akan diselenggarakan besok pagi. Setelah itu
kami juga diberi kuis mengenai creative thingking dan dibagi-bagi menjadi
beberapa kelompok ubntuk outbond besok.
Ketika kelompok telah dibagi, kami pun diberi nama
kelompok oleh Pak Stanley dan diminta untuk membuat yell-yell yang bersemangat.
Akhirnya saya dan anggotan tim lain, yaitu Anisa, Tami, Iman, Yusuf dan Fauzan
membuat sebuah yell yang meriah.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembukaan rekening BNI.
Rekening ini dibuat untuk membantu mengatur pendapatan dari penjualan kami
nantinya.
Kamis, 18
Oktober 2012
Hari ini adalah jadwal kami untuk mengikuti kegiatan
outbond. Kami diminta untuk tiba d gedung Kresna SBM ITB pukul 06.00 pagi, dan
saya telah tiba di kampus 30 menit lebih cepat. Pada saat saya tiba, kampus
masih sangat sepi dan udara Bandung sangat dingin sekali. Saya akhirnya masuk
ke gedung Kresna SBM ITB, dan ternyata baru 3 orang yang datang. Akhirnya satu
persatu anggota tim saya, kelompok matahari, telah tiba. Alhamdulillah, tidak
ada anggota kelompok kami yang datang terlambat. Acara pun dimulai pukul 6
tepat.
Acara pun dimulai dengan berdoa bersama. Lalu Pak Stanley
memberikan materi tentang jiwa kewirausahaan, yang sangat memotivasi. Dan acara
dilanjutkan dengan snack. Setelah menikmati snack yang diberikan, kami
diberikan tugas untuk menjual pulpen dan buku. Yang menjadi tantangan terberat
dalam menjalankan tugas ini adalah, kami diminta untuk menjual barang-barang
tersebut dengan harga yang setinggi-tingginya. Bagaimana bisa pulpen dengan
harga Rp. 1500 saya jual dengan harga Rp 100.000 ? dan buku yang hanya seharga
Rp. 50.000 saya harus jual dengan harga Rp. 500.000 ?. Sempat ada keraguan di
diri saya untuk bisa menjual barang- barang tersebut, tapi untungnya saya
memiliki kelompok yang saling menyemangati satu sama lain.
Waktu yang diberikan hanya 1 jam, dan kami diminta untuk
bisa menjual 10 buku dan 18 pulpen sampai habis. Akhirnya kami pun berpencar.
Saya, Dwi dan Iman pun akhirnya jalan bersama-sama untuk menawarkan barang
dagangan kami. Kami bertiga kebagian 4 buku dan 6 pulpen. Kami berkeliling
sepanjang jalan Dago, tapi karena masih pagi dan FO disana masih belum buka,
maka barang dagangan kami tidak laku. Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk
naik angkot dan pergi menuju BIP. Padahal diantara kami tidak ada yang tau
jalan, tapi dengan modal nekat kami pun sampai di BIP.
Sesampainya kami di BIP, kami pun mulai berkeliling.
Semua orang yang lewat kami tawarkan produk kami. Tapi setiap orang yang kami
tawari, menolak untuk membeli. Kami tidak putus asa, akhirnya kami berkeliling
lagi, menyinggahi orang yang sedang duduk makan sampai yang sedang berdiri
melihat-lihat etalase toko. Dan nihil. Tidak ada satupun barang dagangan kami
yang laku terjual. Akhirnya kami beristirahat dan membeli minum ke hypermart
yang berada di lantai 1 BIP.
Karena waktu untuk berjualan sudah hampir habis, maka
kami bertiga memutuskan untuk kembali ke kampus. Sesampainya kami di kampus,
kami pun mendapatkan makan siang. Setelah makan siang, kami diminta untuk
kembali berjualan barang yang masih belum laku tadi. Akhirnya kelompok dipecah
lagi. Kali ini saya berkeliling bersama Fauzan, Yusuf dan Anisa.
Pada sesi ini, kami pun berusaha untuk lebih bersemangat.
Kali ini saya berkeliing menuju ke McDonald, dan sekali lagi, kami belum
beruntung disana. Lalu kami melanjutkan berjalan kaki, dan ternyata turun
hujan. Akhirnya kami berteduh di depan CK sambil beristirahat dan membeli
minum. Kurang lebih 30 menit kami berteduh, akhirnya hujan pun reda. Kami pun
melanjutkan perjalanan. Sepanjang jalan Dago kembali kami sambangi, namun kami
masih belum beruntung. Kali ini kami kebagian menjual 3 buku dan 3 pulpen.
Akhirnya setelah kami berkeliling, kami pun nekat masuk ke kantor PT. LAPI ITB,
dan ternyata dikantor ini kami beruntung. Semua dagangan kami habis terjual dan
kami mendapatkan uang sebesar Rp. 400.000. Saat itu langsung terbayar sudah
rasa pegal di kaki setelah berkeliling-keliling.
Sampai dikampus, kelompok kami pun berkumpul. Ternyata
kelompok kami mendapatkan pendapatan penjualan paling banyak dibandingnkan
kelompok lainnya. Sebagai bentuk penghargaan, kami diberikan bintang oleh Pak
Stanley yang akan dipajang di award board. Setelah itu, kami mengikuti acara
selanjutnya, dan acara selesai.
Dari kegiatan ini saya belajar banyak hal. Bagaimana
susahnya mencari uang, merasakan rasanya di tolak, menghilangkan rasa gengsi
dan malu, dan menguji mental saya. Saya jadi belajar caranya menghargai uang,
dan menjadi pelajaran berarti bagi saya.
Sebenarnya masih ada lanjutan acara pada hari Jumat dan
Sabtu, tapi sayangnya saya tidak bisa turur serta. Karena pada kamis malam
selesai acara outbond, saya harus segera kembali ke Jakarta karena besok harus
pergi ke kantor, ada pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan.
Saya agak menyesal, tapi keadaan yang memaksa.
Terimakasih atas pengalaman yang telah diberikan kepada saya. Sampai bertemu di
kampus SEAMOLEC Pondok Cabe dan SBM ITB.
0 komentar:
Posting Komentar